Sedingin ini

January 15, 2018

Aku harus kembali ke Malang. 
Bayangmu terlalu menyakitkan di kampung halaman.
Setidaknya itu satu cara untuk meredam ilusi yang muncul tiap menit kuhabiskan di sana.

Kota dingin sialan ini lebih terasa hangat.
Paling tidak, tak harus kugigilkan badanku sebab ketelanjangan memori tentangmu.
Desakan kuat untuk berlari menikmati kedua matamu.


Kukira aku selesai mencintaimu.
Ternyata hanya butuh satu detik mengingatmu sebelum tidur.
Lalu mimpi akan melenyapkan segala jarak; kenyataan.
Hanya butuh satu detik berpapasan denganmu di jalan raya sempit nan gaduh itu.
Lalu kacau.

Seburuk itukah? kau tak pernah bertanya.

Seburuk itu.

Sedekat itu.
Penghalang kita hanya udara.
Mengapa terasa seperti tembok menara?

Sebesar itu.
Kenangan kita tak sewindu lamanya.
Mengapa seperti sudah semilenium kita bersama?
dan berpisah.

Seberat itu.
Entah musim hujan keberapa sampai jantungku meledak.
Sedingin ini.


You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

His Rhyme

His Rhyme
gave me the strength