Mungkin Tuhan lupa bagaimana cara menyampaikan pesan. Atau Dia sebenarnya telah menitipkan pesan itu pada hujan, dan aku terlalu tuli untuk mendengarkan gemuruhnya. Atau mungkin Tuhan juga telah mengirimkan pesan itu lewat kopi. Tapi aku yang terlalu terlena dengan getir, hingga mengabaikan rasa ketir yang menyelinap. Padahal mentari telah menjadi pengirim pesan yang sangat baik. Entahlah mengapa Ia tak membisikkannya saja padanya. Agar...
Mungkin aku harus kembali merasakan sakauw. Bagaimana sensasi gila itu menjalari seluruh syarafku dan membuatku mabuk. Hanya untuk sejenak menjernihkan pikiran dari segala penat dunia. Sakauw adalah satu-satunya jalan yang paling efektif dan yang mampu memberikan efek paling cepat untuk merasa hidup. Merasa sakauw berarti rinduku padamu sudah tak lagi tertahankan. Berarti aku harus mencakar-cakar tubuhku dan menggigiti gigiku lagi. Seperti dulu. Bedanya...
Aku sadar aku sedang mengulur waktu. Kubayangkan sejam adalah 78 menit dan putaran jarumnya begerak dengan slow motion. Andai saja bisa lebih lambat lagi atau berhenti sama sekali. Sehingga jam 9 tak akan pernah terjadi. Tapi detik demi detik yang terjamah ujung jarum jam semakin membawaku ke sana. Kuketuk-ketukkan jariku di permukaan meja, berusaha mengalahkan kerasnya suara detik sialan dari dinding itu. Mungkin...
Sekarang Bulan Oktober Katanya musim penghujan adanya di bulan ini Tapi lingkaran merah di tanggal 1 kalenderku harus kuhapus lagi Aku tak jadi merayakan hujan pertama di awal Oktober Kutunggu sampai tanggal 15 jam setengah dua belas malam Sampai aku tertidur dan bangun tanggal 16 Bahkan jika hujan turun di tengah terik pun, tak apa-apa Tapi ia tak jatuh-jatuh juga sampai kalender bulan...
Dia seperti angin Dalam bebas dia bergerak, melucuti keterbatasannya untuk melebur dengan semesta Berembus ketika dia ingin, dan bergeming dalam kehendaknya untuk tetap geming Kadang dia membentuk pusaran, menarik semua yang ada di dekatnya, dengan daya yang dia punya Kadang dia berputar-putar tak tentu arah, mengukir anomali dan ambiguitas kompas Dia angin, yang muncul dalam jawaban-jawaban tak terduga Tapi bukan destruktif Hanya menyejukkan,...
Aku bertemu dengannya sekitar tujuh tahun sejak cerita ini kutuliskan. Waktu itu adalah ketika Pekan Olahraga dan Seni yang dihadiri oleh delegasi-delegasi setiap sekolah. Aku sudah tertarik padanya, tapi tidak seyakin bahwa suatu hari kami akan saling mengungkapkan perasaan. Waktu itu, aku hanya sekedar tahu. Bahwa dia adalah sosok periang yang mampu membius orang-orang di sekitarnya dengan tawanya yang renyah. Pekan olahraga berakhir,...
Hari ini aku akan menulis tentang hujan. Bukan dalam sebuah sajak, kecuali sajak hujan. Bukan sebuah cerita pendek, kecuali itu cerita tentang hujan, pendek ataupun panjang. Pun bukan dalam bentuk curhatan diary, kecuali jika ini bisa disebut curhatan diary tentang hujan. Mengapa aku begitu terobsesi padanya? Hujan, rintik, gerimis, deras. Hujan membawa banyak kenangan, lagu rindu, dan inspirasi. Ada sebuah momen yang memaksaku...
Di sini aku menemukan atapku, tempat bernaung. Di sini aku menemukan dindingku, tempat berlindung. Di sini aku menemukan lantai, tempatku berpijak. Di sini aku menemukan rumah, sebuah keluarga. Di sini DIANNS. Ia menerimaku, menjadi rumah dan keluargaku. DIANNS menjadi akrab di telinga ketika aku mulai memasuki kampus abu-abu berlabel FIA ini. Karena ia satu-satunya lembaga jurnalistik yang ada di fakultas. Megungkit jurnalistik, sebuah...
Apa kabar, kau yang kini diam seribu kata? Sudah sejauh mana dirimu berubah? Masih sedekat mana kau tetap sama? Kau selalu membuatku bertanya-tanya. Aku memutuskan untuk menulis tentangmu malam ini. Hanya untuk membuktikan bahwa butuh lebih dari lima cangkir kopi untuk menceritakan dirimu. Sebuah kamus besar, setumpuk frasa, sekantong besar angin malam, dan sejuta imajinasi. Yang paling penting, setakar kenangan yang aku tak...
I was a little surprised couple days ago, when my little sist said, “This is what you looks like, mbak (old sist in Javanase)….” And she was acting in front of my desk, wearing my earphone, singing something unclearly, while her fingers were moving like someone did typing. Besides, he added some gesture when her hand rose up my glass, pretend drinking what’s...
“If you really like a girl, it is impossible to see her marry to another guy and still bless them. But I am wrong. In fact, when you really like a girl, you'd be happy for her, when you see her finding her Mr. Right. You will want them to be together, and to live happily ever after.” You Are The Apple of...