Ingin aku mencapai tahap ketika aku berhenti “menghakimi”.
Melebur dengan segala perbedaan. Melupakan batas yang mampu menguraikan “kita”
menjadi “aku” dan “kamu”. Tapi lagi-lagi, aku masih berada di puncak egoku yang
tertinggi. Aku masih ingin menguasai sesuatu. Dilihat dan mendapat decakan
kagum dari orang-orang. Sedangkan jarakku dengan singgasana kuasa itu masih
5000 anak tangga jauhnya. Dan tanganku masih selalu gatal untuk mengibaskan
sesuatu yang tidak kusuka. Kakiku juga masih ingin menendang-nendang semua
makhluk yang meringkuk di sepanjang tangga itu.
Kamu mungkin melihatku sebagai manusia yang hina. Tapi
tidakkah kau melihat ke arah cermin? Bahwa kau pun begitu. Pantulan semua orang
yang ada di cerminmu juga begitu. Kita ini makhluk yang hina dina. Saling
memakan untuk mencapai puncak. Kanibal dalam objek yang lain. Tapi tetap saja,
kita ini kanibal. Menyingkirkan sama dengan memakan. Karena kita tidak akan
puas menyingkirkan, sampai yang kita singkirkan benar-benar menjadi
remah-remah.