Tiba-tiba
saja, kampus menjadi tempat yang menyenangkan. Satu bulan di sini, sempat
merasa seperti orang linglung. Protes diam-diam pada sana-sini. Kewalahan
mencoba menjadi mandiri. Bingung terhadap perputaran waktu yang sekejap lenyap
lalu berganti. Canggung dengan ekspresi setiap orang yang memenuhi tiap sudut
gedung. Heran pada mereka yang berani berkata-kata, tampil berbeda, tertawa
lepas, tenggelam dalam berkas-berkas kerja, betah di perpustakaan, menari,
beraksi, berakting, berideologi. Sempat merasa, tak ada tempat bagiku di sini.
Secepat mungkin, begitu urusanku selesai, aku harus pulang. Lebih nyaman di
kamar kos. Di sana, setidaknya, aku tahu apa yang harus kukerjakan. Di sana,
setidaknya, aku bisa menjadi tak terlihat dengan menutup pintu kamar. Di
kampus, semua orang memerhatikan apa yang