Melabeli diri sebagai penggemar rahasia, atas semua torehan tangan, coretan pensil dan pena, sumpah serapah, wejangan penuh faedah, sinar mata, impian, kreativitas, radikalisme, ideologi, gurauan konyol, guratan amarah, celetukan jenius, imajinasi tanpa batas, omelan pedas, seringai tawa, ego, keangkuhan, ketidakacuhan, dan kebodohan, yang mulai terpatri di bilik kecil syaraf otak, hasil rekonsiliasi reseptor dan impuls-impuls bermuatan listrik. Senti demi senti, mereka mendetailkan rupa melalui...
Waktu berjalan maju, membawaku ikut maju. Tapi aku tidak berjalan maju menuju masa depan. Aku melangkah maju, menuju pulang. Aku tidak melangkah yang membuatku jauh dari rumah. Aku melangkah menuju rumah itu sendiri. Aku berjalan maju menuju pulang. Jadi sebenarnya, selama ini aku tak pernah ke mana-mana. Karena ke mana pun aku melangkah, lintasanku tetap melingkar. Memutar, untuk kembali ke titik di mana...
Semenjak tarianmu membawa oksigen baru bagiku, aku bisa hidup. Kamu menari dengan sepuluh kaki yang ada di tanganmu. Itu indah. Tarianmu membawamu menjelajah pelosok dunia mana pun yang kau suka, termasuk pelosok tergelap yang pernah ada, hatiku. Melengganglah sepuasmu di atas panggung mana pun, selama itu bisa menghubungkanku denganmu. Supaya aku tetap bisa menyaksikanmu, sejauh apa pun kau dan aku terpaut. Tarianmu membuatku...
Hari ini kau sudi mengintipkanku, barang sedikit, kedok aslimu. Hari ini kau mau mencurikanku momen langka, barang sedetik di bawah terik Minggu. Aku tidak salah, ada kapuk di balik kerasnya tempurung randu. Ada daging lembut di bawah tajamnya kulit durian jatuh. Aku tahu, hatimu tak sekeras itu. Kau punya canda segar tertutup keseriusanmu. Mimik imut yang menunjukkanmu lucu, bahwa kau tak segarang itu....
Untuk dirimu, yang mulai menjelma kabut Halimun menghapus jalan dan pohon yang diembuni Mengaburkan pandang Aku bertanya-tanya, mengapa halimun ini begitu membingungkan Ia akan menghilang perlahan, tanpa identitas dan pretensi Kecuali detik yang temporer Sebelum ia muncul kembali Dan ke manakah ia bersembunyi siang ini? Untuk apa ia datang lagi kalau hanya untuk hilang lagi? Halimun menyebalkan ini Tanganku menggapai-gapai Tapi yang kurasakan...
Mungkin kamu hanya akan jadi sejarah Mungkin kamu hanya akan jadi memori yang patut dikenang Mungkin, kamu hanya akan jadi cerita sambil lalu pada mereka yang ingin mendengar Mungkin kita tidak bertakdir untuk menyatu Tapi yang pasti, kamu adalah pengalaman berharga bagi sakit dan rindu Lagipula, meskipun kamu tidak mungkin fiksi, kamu hanya akan tetap menjadi sebuah mimpi Sepanjang Panjaitan, 23 Oktober 2014...
Tiba-tiba saja, kampus menjadi tempat yang menyenangkan. Satu bulan di sini, sempat merasa seperti orang linglung. Protes diam-diam pada sana-sini. Kewalahan mencoba menjadi mandiri. Bingung terhadap perputaran waktu yang sekejap lenyap lalu berganti. Canggung dengan ekspresi setiap orang yang memenuhi tiap sudut gedung. Heran pada mereka yang berani berkata-kata, tampil berbeda, tertawa lepas, tenggelam dalam berkas-berkas kerja, betah di perpustakaan, menari, beraksi, berakting,...
Hey, meet my sequence of alphabets again. Ye, wuu! Guys, everytime you will write something, what’s before? Perlu nggak suatu inspirasi yang inspired kamu sehingga kamu jadi lancar nulisnya? Ato kamu tipe yang spontan ya? Jadi begitu face to face sama buku ato laptop gitu, kamu langsung “takk tekk tukk klik tekk tekk tekk” “sseet zzreeet”, jadi. Ya sejadi-jadinya maksudnya. Pingin juga sih...