Paving jalan setapak yang semula sangat jelas terlihat olehku, kini mulai samar. Sudut-sudutnya yang berjumlah enam dengan sisi teraturnya, tercerai ke mana-mana. Meliuk-liukkan bentuknya semenjak genangan bening berdiam di pelupuk mataku. “Kita selesai aja Mar,” begitu katanya beberapa detik yang lalu. Mengangkat kepala aku berkata dengan suara serak, “Wha, what?” Ia mengangguk, “Sorry…” ...