source: 7-themes.com |
Suatu hari Ibu pernah bilang, “Jika kau mencintai seseorang, jangan berikan
seluruh hatimu padanya. Sisakan sedikit untukmu sendiri. Agar tak terlalu sakit
kalau-kalau nanti ia berubah menjadi orang yang tak kau kenal lagi.”
Ia membicarakan kesalahannya, hatinya, dirinya sendiri. Terlanjur
ia memberikan setiap jengkal hatinya.
Sedang Ayah sudah menjadi orang yang tak lagi dikenalnya.
Begitupun, ia bertahan.
Terperosok cinta yang terlalu dalam. Tergantung di bawah
kakinya.
Tak lagi berkutat untuk bisa berpijak.
Pikirannya sudah dipenuhi anak-anaknya dan orang-orang yang
terlanjur ikut bergantungan karena dirinya dan ayah.
Aku juga sedang membicarakan kesalahanku, hatiku, diriku
sendiri.
Yang tak mengindahkan wejangan ibu.
Terlanjur memberikan seluruh hatiku.
Juga bergelantungan.
Hampir jatuh.
Ia mirip ayah.
Terlalu mirip.